Rabu, 18 Februari 2009

Massa Pro Gus Dur Jadi Rebutan Parpol di Luar PKB

SURABAYA - Pengaruh Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, terutama di Jawa Timur (Jatim) tampaknya masih sangat kuat. Apalagi Jatim dikenal sebagai basis warga pengikut Nahdlatul Ulama (NU).

Konflik internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) antara kubu Muhaimin Iskandar dan Gus Dur dikhawatirkan memunculkan massa mengambang di kalangan warga Nahdliyin.

Massa mengambang ini mulai dilirik partai-partai lain terutama yang berbasis massa NU. Meski PKB kubu Gus Dur yang ada di Surabaya telah melakukan koalisi dengan PDIP, hal itu tak menyurutkan langkah partai lain untuk melakukan pendekatan ke massa pro Gus Dur atau melobi Gus Dur secara langsung.

Parpol berbasis NU di luar PKB yang berpeluang jadi saluran politik massa pro Gus Dur, misalnya Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Ketua DPP PKNU Choirul Anam mengatakan, PKNU membuka pintu selebar-lebarnya bagi warga Nahdiliyin untuk menyalurkan pilihan politiknya. "Saya berharap, massa keluarga besar NU beserta badan otonom yang ada di NU mendukung PKNU dalam pemilu nanti. Sejarah kelahiran PKNU sama dengan NU, dilahirkan dari para ulama," katanya di Surabaya, Kamis (5/2/2009).

PPP juga tak ambil diam. Ketua DPP PPP Suryadharma Ali mengakui pihaknya sedang melakukan pendekatan ke Gus Dur. "Prospek PPP di Jawa Timur bagus. Kami juga sedang melakukan pendekatan ke Gus Dur karena massa Gus Dur di Jawa Timur masih besar" tuturnya.

Tidak hanya partai berbasis NU, partai nasionalis lainnya yang berkedudukan di Surabaya juga mulai melakukan pendekatan ke pimpinan DPW PKB dan Garda Bangsa Jawa Timur. Salah satunya adalah Partai Kedaulatan. "Kami juga sedang menjajaki kerjasama dengan Garda Bangsa terutama di Surabaya. Partai Kedaulatan siap menjadi salah satu alternatif saluran politik massa pro Gus Dur," ungkap Ketua DPD Partai Kedaulatan Jatim Subagio.

Menanggapi kemungkinan massa PKB yang lari ke partai lain, Ketua DPW PKB Jatim Imam Nachrawi mengaku tidak khawatir akan hal itu. Dia tetap optimis massa pro Gus Dur tetap memilih PKB dalam pemilu mendatang. Imam juga tidak khawatir dengan koalisi yang digalang PKB kubu Gus Dur dengan PDIP di Surabaya, serta aksi boikot caleg PKB yang digerakkan Garda Bangsa kubu Gus Dur.

"Aksi boikot itu tidak berdampak signifikan baik di Surabaya maupun di kabupaten atau kota lainnya. Gerakan-gerakan seperti itu sudah biasa menjelang pemilu dan dipandang sebagai bagian dari dinamika politik," ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat kini sudah cerdas dan pandai memilih. "Kami tetap yakin warga Nahdliyin masih setia pada PKB. Sejarah panjang perjalanan PKB akan dicatat masyarakat dan biarkan masyarakat menilai siapa sebenarnya yang menggadaikan partai," pungkasnya.