Sabtu, 31 Januari 2009

Gus Dur Perkenankan Koalisi Lokal

Maria Ulfa Eleven Safa - Okezone

JAKARTA - Adanya koalisi lokal di sejumlah daerah yang melibatkan PKB, PPP, Gerinda dan PDIP dijadikan sebagai aturan sementara sambil menunggu hasil definitif Pemilu 2009.

Hal ini ditegaskan PKB kubu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang telah memperkenankan adanya koalisi lokal. Penegasan ini juga berkaitan dengan pemberitaan di media mssa yang mewartakan adanya koalisi PKB dan PDIP.

Menurut Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, koalisi lokal ini hanya bersifat lokal dan tidak nasional. Hal itu seperti terjadi di Surabaya dan Malang.

"Kalau yang di Surabaya saya menyaksikan sendiri bahwa koalisi PKB dan PDIP hanya diusung untuk pemilihan Walikota Surabaya 2010," paparnya dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Jakarta, Minggu (18/1/2009).

Yenny mengatakan koalisi ini dimaksudkan dalam rangka sama-sama membangun Kota Surabaya dan menyejahterakan rakyat. "Koalisi ini juga terjadi pada pemilu legislatif tapi tidak di pilpres," imbuh Yenny.

Takut Dijual, Gus Dur Enggan Hadiri Ciganjur II

JAKARTA - Alasan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur enggan datang dalam pertemuan Ciganjur II karena khawatir kehadirannya akan dijadikan komoditas politik oleh elit parpol tertentu.

Karenanya Gus Dur keukeuh pada pendirian awal untuk tidak hadir dalam pertemuan yang diprakarsai Amin Rais itu.

"Kalau ketemu beberapa partai-partai nanti, jangan- jangan kita dijual lagi. Saya nggak mau ikut," ujar mantan Ketua PBNU itu dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur di Kedai Tempo, Jakarta Timur (24/1/2009).

Alasan lain Gus Dur enggan datang dalam pertemuan Ciganjur II karena undangan kepada dirinya hanya datang dari Amin Rais. "Itu kan ajakan sepihak saja," terangnya.

Perlu diketahui, para tokoh politik nasional seperti Gus Dur, Amin Rais, Megawati Soekarnoputri dan Sultan Hamengku Buwono X pernah bertemu dalam forum Deklarasi Ciganjur pada 1998. Mereka membahas tentang sejumlah agenda reformasi dan memberikan rekomendasi hasil pertemuan tersebut kepada pemerintah dan DPR.

Iklan Demokrat, Rakyat Tidak Bisa Dibohongi

K. Yudha Wirakusuma - Okezone

JAKARTA - Iklan Partai Demokrat yang mengklaim penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 3 kali, ditanggapi kritis oleh Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdurahman Wahid.

"Orang tidak bisa diboongi terus menerus," ujar Gus Dur usai acara "Kongkow Bersama Gus Dur" di Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (24/1/2009).

Menurutnya, kebenaran di balik klaim yang dilakukan Partai Demokrat dalam penurunan harga BBM lama-lamaan juga akan diketahui masyarakat. "Lama-lama rakyat juga tahu," katanya.

Sebelumnya, Megawati mendesak agar SBY meninjau ulang iklan Partai Demokrat yang mengklaim penurunan harga BBM. Pasalnya itu bukanlah hasl keringat Presiden SBY, melainkan otomatis turunnya harga minyak dunia.
(uky)

Ajak Boikot Pemilu, Gus Dur Tolak Fatwa Golput

Maria Ulfa Eleven Safa - Okezone

JAKARTA - Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan tegas menolak fatwa haram golput yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bahkan, Gus Dur bersikeras akan memboikot pelaksanaan pemilu yang tinggal hitungan hari lagi.

"Untuk itu saya akan tetap bersikap untuk memboikot pemilu agar orang-orang tidak memilih. Kita sekarang sedang diuji untuk belajar berdemokrasi, jadi berbeda pendapat itu hal biasa," katanya dalam pesan singkat yang diterima okezone, Selasa (27/1/2009).

Menurut dia, tingginya angka golput justru merupakan bukti bahwa kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum maksimal. Salah satunya adalah sosialisasi pemilu yang masih sangat kurang.

"Saya menolak sikap beberapa orang yang mengatasnamakan institusi MUI yang mengeluarkan fatwa haram bagi yang tidak memilih dalam pemilu 2009 atau golput. Alasan saya adalah hingga kini KPU tidak bekerja dengan baik bahkan melakukan kecurangan," imbuhnya.(lam)

Fatwa Haram Golput, Gus Dur Tenggarai MUI Dibayar


Fahmi Firdaus - Okezone

JAKARTA - Fatwa haram Golput yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus mendapat penolakan di masyarakat. Mantan Presiden Abdurrahman wahid menuding, keluarnya fatwa tersebut karena MUI dibayar.

"MUI begini karena dibayar Fatwa itu kan macem-macem, orang gampang saja buat fatwa," kata Abdurrahman Wahid di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (28/1/2009).

Pria yang kerap dipanggil Gus Dur ini menambahkan, dirinya banyak mendengar kalau fatwa tersebut banyak menimbulkan pertentangan.

"Tadi malam saya juga dengar berita orang-oranag maki-maki MUI. Semestinya orang seperti saya minta perlindungan MUI, Jelas saya tidak setuju adanya fatwa MUI tersebut," tegasnya.

Dalam sidang Istimah di Padang beberapa waktu lalu, MUI mengeluarkan dua fatwa yang menimbulkan kontroversi. Pertama fatwa mengenai golput haram. Kedua, fatwa merokok haram.(kem) (uky)

Warga Pati Adukan Semen Gresik ke Gus Dur

Fahmi Firdaus - Okezone

JAKARTA - Tujuh orang warga Sukolilo, Pati, Jawa Tengah mengadu kepada Gus Dur terkait penolakan rencana pembangunan PT Semen Gresik di Pati yang sudah disuarakan sejak 2006.

Akibat dari protes ini terjadi tindak kekerasan dan penangkapan terhadap sembilan warga Pati dan Kudus oleh aparat keamanan. Sebelumnya pada 22 Janruari 2009, ratusan personel Brimob dan Samapta menendang dan menginjak warga Desa Sukolilo.

Peristiwa ini terjadi ketika warga meminta kepala Desa Sukolilo agar bersedia menemui warga dan mengklarifikasi informasi yang beredar terkait pembebasan tanah proyek tersebut.

Demikian dikemukakan Muhamad Kodim dari LSM Desantara yang mendampingi warga saat menemui Andurrahman Wahid atau Gus Dur di kantor PB NU, Jalan Keramat Raya 164 Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2009).

Menurut dia, warga mengadukan hal itu karena menganggap mantan presiden RI ini memiliki kepedulian sosial yang tinggi. "Jadi kita berharap Gus Dur bisa datang ke Sukolilo. Tapi tentunya harus tunggu keputusan dari DPP PKB," kata Muhamad Kodim.

Menurut dia, Gus Dur berjanji akan menghalangi pembangunan Pabrik Semen Gresik tersebut karena dampaknya merugikan masyarakat luas. Selain itu akan mengancam kelestarian alam. Sedikitnya 250.000 warga yang terdiri petani dan buruh tani terancam kekurangan air bila pabrik semen ini tetap dibangun.

Dalam kesempatan ini, GUs Dur mengjelaskan persoalan ini menyangkut warga PKB sehingga pihaknya wajib membela dengan datang ke Pati. "Hanya ada prosedurnya yang ditangani DPP PKB," ujar Gus Dur.

Selain menolak proyek Semen Gresik, warga juga menuntut segala bentuk aktivitas PT Semen Gresik di Pati dihentikan dan mendesak Kapolri menindak aparat yang melakukan tindakan kekerasan terhadap warga.

Selasa, 27 Januari 2009

Tjahjo: Sah-sah Saja Membangun Komitmen Bersama


M. Rizal Maslan - detikPemilu
Jakarta - Wacana koalisi antara PDIP dengan PKB kubu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
dinilai wajar dan merupakan komunikasi politik. Apalagi, pimpinan kedua
partai ini sudah sejak lama memiliki hubungan yang erat.

"Hubungan antara massa PKB pro Gud Dur dan PDIP sudah berlangsung lama. Jadi wajar, kalau memang punya komitmen dalam Pemilu dan Pilres," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bapilu) DPP PDIP Tjahjo Kumolo yang
dihubungi via telepon di Jakarta, Jumat (16/1/2009).

Menurut Tjahjo, rencana koalisi tersebut masih berupa komunikasi politik.
"Saya kira, sejauh ini baru komunikasi politik. Beberapa fungsionaris PKB di daerah yang pro Gus Dur, seperti di Kendal, Semarang dan Jepara tetap
melakukan komunikasi politik," jelasnya.

Tjahjo belum bisa menjelaskan apa yang menjadi tawaran PDIP untuk berkoalisi dengan PKB pro Gus Dur itu. "Ya kita membangun komitmen bersama untuk membangun Indonesia ke depan. Kebetulan, kita berada dalam posisi yang sama sebagai oposisi pemerintahan SBY," ungkapnya.

Ketika disinggung apakah rencana koalisi PDIP-PKB pro Gus Dur ini merupakan
penyeimbang gerakan Partai Golkar dan Partai Demokrat? Tjahjo hanya
mengatakan, bahwa upaya kedua partai ini sah-sah saja.

"Kalau kita dengan PKB membangun komitmen sah-sah saja. Tapi, kita tidak
masuk persoalan internal PKB, itu kan internal PKB. Kami tidak mengganggu
rumah tangga orang lain," jawabnya.

Tapi, bukankah langkah PDIP ini secara tidak langsung akan masuk juga dalam rumah tangga PKB? Tanya wartawan. "Lah, ini kan membangun komitmen
bersama, kan sah-sah saja," tandasnya.

Koalisi PKB dan PDIP Strategis, Bukan Pragmatis


Hery Winarno - detikPemilu
Jakarta - Wacana koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilu 2009 dinilai sebagai koalisi yang politis dan strategis, bukan pragmatis.

"Kami tegaskan koalisi kami adalah koalisi yang politis dan strategis bukan pragmatis," ujar Sekjen PKB kubu Gus Dur, Yenny Wahid, dalam konprensi pers di DPP PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (18/1/2009).

Menurut Yenny, kultur bangsa Indonesia yang masih pragmatis menimbulkan pandangan sebagian orang kalau koalisi akan ada deal-deal politik tertentu.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Syuro PKB KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, menilai koalisi menunggu hasil definitif dari Pemilu 2009. "Di Surabaya MoU ditandatangani oleh PKB dan PDIP," kata Gus Dur.

"Koalisi lokal itu memang dimaksudkan sebagai aturan sementara sambil menunggu hasil selengkapnya," pungkasnya.

Koalisi PDIP-PKB dilakukan di tingkat lokal yaitu di Surabaya pada 14 Januari lalu.

Adang Ruchiatna: Itu Hanya Reuni dan Makan Siang


M. Rizal Maslan - detikPemilu
Jakarta - Sejumlah tokoh nasional yang pada tahun 1998 melakukan pertemuan Ciganjur, kembali akan bertemu di Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/1/2009). Pertemuan tersebut diakui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai reuni dan makan siang.

"Di sela-sela Rekarnas, Ibu Mega akan bertemu dengan Sri Sultan HBX, Amien Rais dan Gus Dur di Solo. Mereka ngumpul mau ngobrol dan reuni saja," kata Ketua Bidang Kesra DPP PDIP Adang Ruchiatna kepada wartawan di kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Jl Tebet Raya, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (24/1/2009).

Seperti diketahui, sejumlah tokoh nasional yang akan hadir adalah Megawati Soekarnoputri, Gus Dur, Amien Rais, Sri Sultan Hamengku Buwono, minus Akbar Tandjung. Pertemuan itu bersamaan dengan Rakernas IV PDIP di Solo pada 27-28 Januari 2009 mendatang.

"Kemungkinan Gus Dur tidak datang dan akan diwakilkan oleh Yenny. Gus Dur kan rutin harus check up kesehatannya," ungkap Adang yang juga sebagai Ketua DPD PDIP DKI Jakarta ini.

Ditanya apakah nanti dalam pertemuan yang diklaim sebagai pertemuan 'Cigabjur II' akan keluar suatu kesepakatan, Adang mengaku, tidak tahu. "Pastinya sih ada, mungkin saja. Tapi saya nggak ngerti, ya kira-kira begitulah," jawabnya singkat.

Koalisi PKB Gus Dur-PDIP Berlanjut ke Jateng


Triono Wahyu Sudibyo - detikPemilu
Semarang - Setelah menggarap wilayah Jawa Timur, PKB Gus Dur kini menyisir Jawa Tengah. Koalisi dengan dengan PDIP Jateng pun resmi terbentuk.

"Ini koalisi lokal. Tidak ada kaitan denga pemilu," kata Gus Dur kepada wartawan di kantor PDIP Jateng, Jl Brigjen Sudiarto Semarang, Minggu (25/1/2009)

Gus Dur mengaku sudah lama mencari partai yang bisa diajak kerja sama. Terutama bagi partai yang berhaluan nasionalis.

"Tidak ada komitmen apa-apa. Yang penting kerja bareng," ujarnya.

Deklarator PKB ini menambahkan, koalisi lokal bisa dilakukan dengan partai manapun. Dia mencontohkan di Kalsel, PKB akan berkoalisi dengan PNBK.

Apakah berarti kader PKB harus memilih PDIP? "Itu terserah orangnya," jawabnya pendek.

Sementara Ketua PDIP Jateng, Murdoko berharap seluruh kader PDIP dan PKB bisa menerjemahkan apa yang dilakukan Gus Dur.

Murdoko yakin simpatisan Gus Dur masih banyak. "Target kita (dalam pemilu) ya memperoleh suara terbanyak," ungkapnya.

Dalam menjalin koalisi dengan PKB Gus Dur, Murdoko mengaku telah berkomunikasi dengan Megawati sebagai ketua umum partai. "Sebelum dan sesudah (koalisi), sebagai pimpinan di daerah, saya terus berkomunikasi," katanya.

Dalam acara deklarasi koalisi itu, Gus Dur dan PDIP memberikan santunan kepada ratusan anak panti asuhan. Ratusan kader PDIP dan warga nahdliyin pun ikut hadir dalam acara itu.

PKB EGP Tak Diundang PDIP

Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - PDIP sudah menskrening partai-partai yang dianggap bisa kerjasama dan tidak. Partai yang dianggap berkawan dengan SBY dicoret dari daftar kawannya. PKB Muhaimin tidak ambil pusing dengan langkah PDIP itu.

"Saya belum ngecek apakah kami diundang atau tidak. Yang pasti, memang tidak ada yang hadir. Kalau tidak diundang karena dituduh dekat sama SBY, ya tidak apa-apa. Kita kan banyak pekerjaan selain menghadiri undangan," kata Sekjen DPP PKB Lukman Edy pada detikcom, Selasa (27/1/2009).

Menurut Lukman, sebagai parti politik, PKB harus menjaga komunikasi politik dengan siapapun, termasuk dengan penguasa dan partai oposisi. Jika upaya itu dinilai berpihak, Lukman tidak bisa menolaknya karena masing-masing memiliki dasar dalam penilaiannya.

"Yang pasti, kita menjaga hubungan baik dengan siapapun. Dengan penguasa karena kita ada perwakilan menteri. Dengan partai oposisi, karena PKB juga tidak jarang mengkritisi pemerintah,"terang Lukman.

Saat ditanya apakah PDIP tidak mengundang PKB karena manuver Yenny yang sering bergandengan dengan PDIP,"Itu urusan Yenny dan PDIP, kita tidak mengangap semua itu kok. Kita anggap PDIP kawan, semua kawan," pungkas caleg dari dapil Riau ini.

Gus Dur Tolak Hadiri Rakernas PDIP Gara-gara JK


Triono Wahyu Sudibyo - detikPemilu
Semarang - Meski diundang Megawati, Gus Dur tidak akan menghadiri Rakernas PDIP di Solo, Jawa Tengah, 27-29 Januari mendatang. Gus Dur tidak suka jika harus bertemu dengan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (JK).

"Karena ada JK (Jusuf Kalla)," kata Gus Dur usai memberi sambutan di Kantor PDIP Jateng, Jl Brigjen Sudiarto Semarang, Minggu (25/1/2009).

Puluhan kader PDIP dan rombongan Gus Dur langsung tertawa mendengar jawaban deklarator PKB itu.

"Saya sebetulnya diundang Bu Mega, tapi ya itu saya tidak hadir. Saya ini besar, dia (JK) kecil," urainya enteng.

Gus Dur hadir di kantor partai berlambang banteng moncong putih itu dalam rangka menjalin koalisi lokal sebagaimana dilakukan di Jatim. Ia didampingi Ketua PKB Yusuf Chudori dan beberapa pengurus PKB lainnya.

Usai memberi sambutan, Gus Dur menuju Ponpes At Thorihiyah yang letaknya tak jauh dari kantor PDIP Jateng. Di sana, cucu pendiri NU itu mengikuti istighosah bersama warga nahdliyin.

Sekadar tahu, Gus Dur dan JK seringkali berseteru. Terakhir Gus Dur menggugat JK di PN Jakarta Pusat senilai Rp 1 triliun bulan lalu. Gus Dur menuduh Kalla telah mencemarkan nama baiknya dalam pernyataan di sebuah forum Partai Golkar 9 April 2007. Saat itu JK menceritakan, dia dicopot oleh Gus Dur sebagai kabulog karena menolak permintaan uang dari Gus Dur. Kasus gugatan ini berakhir damai.

Senin, 26 Januari 2009

PKB Jatim Pro-Gus Dur Gugat Muhaimin

Agus Setiawan-Antara Jatim dot Com
Sabtu, 24 Jan 2009 22:57:27
Surabaya - Musyawarah Pimpinan Wilayah (Muspimwil) DPW PKB Jawa Timur pimpinan R.K.H. Fuad Amin Imron dan H. Hasan Aminuddin meminta Gus Dur untuk melakukan gugatan kepada Muhaimin Iskandar.

Kepala Kantor DPW PKB Jatim pro-Gus Dur, Aam Khoerul Amri mengemukakan hal itu di Surabaya, Sabtu, terkait hasil Muspimwil DPW PKB Jatim yang telah berlangsung di Surabaya.

"Kami minta Gus Dur untuk menggugat Muhaimin Iskandar terkait tidak dilibatkannya Gus Dur dalam penerbitan SK DPW/DPC PKB se-Indonesia," kata mantan aktivis PMII Jombang tersebut.

Muspimwil juga meminta untuk melakukan komunikasi politik dengan melakukan normalisasi kepengurusan DPP PKB sesuai hasil Muktamar PKB di Semarang.

Selain itu, Muspimwil menyerukan untuk memboikot pemilu dengan tidak memilih PKB, melakukan penggembosan PKB secara masif, dan melakukan penggembosan secara terbatas.

Sebelumnya, Sekjen DPP PKB pro-Gus Dur, Yenny Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) ketika berada di Surabaya membenarkan kalau dirinya telah membebaskan massa pro-Gus Dur untuk mengalihkan dukungan.

"Sejumlah massa PKB di sejumlah daerah telah mengalihkan dukungan ke Partai Gerindra, sedangkan PKB Surabaya telah mengalihkan dukungan ke PDIP," katanya.

Bahkan, sebuah sumber menyebutkan pengalihan dukungan itu juga dimaksudkan untuk "menghabisi" ambisi Muhaimin Iskandar menjadi calon legislatif (caleg) DPR RI dari daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo.

Di Jateng, Gus Dur Lukir Suara PKB ke PDIP


Semarang-PKB setelah berkoalisi dengan PDIP juga membuka kesempatan berkoalisi dengan partai lain. Jika PDIP inginkan warga PKB menyoblos si moncong putih, Gus Dur mempersilakan.

"Ini koalisi lokal. Jadi siapa saja yang mau (berkoalisi dengan PKB) silahkan," kata KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) setelah memberikan arahan di hadapan ratusan kader dan simpatisan PDIP di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jateng di Jalan Brigjen Soediarto Semarang, Minggu (25/1/2009).

Gus Dur mengaku, selain PKB berkoalisi dengan PDIP di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dirinya juga diundang ke Kalimantan Selatan untuk koalisi yang sama. "Saya diundang ke Kalimantan Selatan, tetapi koalisinya bukan dengan PDIP tetapi dengan partai lainnya," katanya dan menambahkan bahwa partai lainnya tersebut adalah Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia.

"PKB membuat seperti itu bukan untuk tujuan politis, tetapi meningkatkan kesadaran warga negara," tuturnya. Gus Dur menjelaskan, terkait koalisi PKB dengan PDIP Jateng, jika ada arahan suara PKB untuk lari ke PDIP maka hal tersebut tidak salah.

"Kalau Pak Bambang, eee Pak Murdoko mengajak warga PKB nyoblos PDIP, ya silahkan saja," ujar Gus Dur yang ketiga kalinya memanggil Ketua DPD PDIP Jateng Murdoko dengan sebutan Bambang.

Menyikapi koalisi PKB dan PDIP Jateng tersebut, Murdoko berharap langkah tersebut bisa bermanfaat untuk Jateng. "Setelah ini kita akan bekerja keras sesuai arahan Gus Dur," katanya.

Ditanya alasan menetapkan pilihan pada Gus Dur, Murdoko mengatakan, karena Gus Dur merupakan guru bangsa dan apa yang disampaikan Gus Dur masih diikuti warga PKB. "Di Jateng Gus Dur masih kuat. Dua setengah juta warga PKB di Jateng masih simpati dan apa yang disampaikan Gus Dur masih diikuti," jelasnya.

Murdoko mengatakan, PDIP Jateng telah berkoordinasi dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sebelum berkoalisi dengan PKB. "Sebelum dan setelah bertemu dengan Gus Dur saya sudah berkoordinasi dengan Bu Mega. Bu Mega dan Gus Dur kan akrab dan langkah kami disambut baik oleh Bu Mega," terangnya.

Soal target setelah tercipta koalisi dengan PKB, Murdoko menjelaskan tidak ada target, tapi ia berharap melalui koalisi dengan PKB perolehan suara PDIP Jateng terdongkrak.

PDIP: Terima Kasih Gus Dur

Jakarta - Imbauan Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB agar pendukungnya memilih PDIP saat Pemilu 2009 disambut antusias pantai berlambang Moncong Putih itu. PDIP juga berharap dukungan itu terus berlanjut hingga Pilpres alias dukungan terhadap Megawati Soekarnoputri.

"Kami memberikan apresiasi yang sangat besar kepada Gus Dur dan berterimakasih kepada pendukungnya diarahkan ke PDIP," kata Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo.

Disambut baiknya rencana itu, kata Tjahjo, karena walaupun tidak lagi memiliki partai, Gus Dur masih memiliki banyak pendukung setia. "Daripada mereka itu tidak memilih, lebih baik diberikan suaranya kepada PDIP," ujarnya.

Tjahjo juga mengaku, pihaknya telah menjalin komitmen politik dengan PKB kubu Gus Dur. "Sekjen PDIP Pramono Anung, waktu di Surabaya sudah membuat komitmen dengan DPD PKB di sana. Saya juga sudah bertemu dengan Yenny Wahid," akunya.

Karena itu, ia berharap dukungan ini tidak hanya berakhir hingga pemilu legislatif berakhir. Tapi juga berlanjut hingga pilpres. Sebab, antara PKB Pro-Gus Dur dengan PDIP, dinilainya memiliki benang merah yang sama.

"PKB Gus Dur itu NU nasionalis, yang menghargai adanya kemajemukan. Sama dengan PDIP," pungkasnya.

Kamis, 22 Januari 2009

Setelah Jatim, PDIP-PKB Gus Dur Gandeng Tangan di Jateng

Rabu, 21/01/2009 18:23 WIB
Semarang- Koalisi PDIP dan PKB Gus Dur ternyata bukan hanya di Jawa Timur. Meski Yenny Wahid membantah koalisi itu bersifat nasional, namun keduanya kembali berduet di Jawa Tengah.

Ini terlihat dari DPD PDIP Jawa Tengah yang siap mengakomodasi kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kubu KH Abdurrahman Wahid di provinsi ini, untuk mendukung perolehan suara dalam Pemilu 2009.

Ketua DPD PDIP Jateng, Murdoko mengatakan, Ketua Dewan Syura DPP PKB, KHAbdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur telah menyatakan kesanggupannya untuk berkoalisi dengan partai ini.

Hal tersebut, kata dia, akan diwujudnyatakan dalam deklarasi Koalisi Kebangsaan yang akan digelar di Semarang, 25 Januari 2009. Menurutnya, tidak ada tawar menawar atau perjanjian timbal balik antara PDIP dan PKB, dalam koalisi ini.

"Koalisi ini dibangun atas dasar platform yang sama," kata Murdoko yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Jateng ini, di Semarang, Rabu (21/1/2009).

Tujuan dibangunnya koalisi ini, kata dia, untuk mendukung perolehan suara PDIP dalam pemilu legislatif. Ia menuturkan, suara kader PKB kubu Gus Dur di provinsi ini akan diarahkan untuk masuk ke PDIP.

"Koalisi ini tidak hanya untuk kepentingan Jateng, tetapi juga PDIP secara nasional. suara PKB Gus Dur akan dititipkan ke PDIP," katanya. Dalam deklarasi koalisi kebangsaan di Semarang pada 25 Januari 2009, kata dia, Gus Dur telah dipastikan hadir.

Rabu, 21 Januari 2009

Gus Dur di Mata Dunia

Oleh Saidiman
Posisi Gus Dur sebagai politisi dan pejuang HAM sekaligus adalah sesuatu yang memang langka. Dan kemampuannya melakukan pembedaan secara jernih mengenai posisinya itu adalah sesuatu yang mengagumkan. Perjuangannya untuk tetap membela hak-hak minoritas tak pernah surut kendati tampak tidak menguntungkan secara politik. Ketika kebanyakan politisi angkat tangan dan bungkam terhadap kasus minoritas Ahmadiyah, Gus Dur justru tampil di garda depan sebagai pembela hak-haknya. Bagi Gus Dur, adalah hak pengikut Ahmadiyah untuk hidup sebagaimana rakyat Indonesia pada umumnya. Jaminannya adalah Konstitusi.
Ada yang menarik dari konferensi tahunan ketujuh yang diadakan oleh Globalization for the Common Good, From the Middle East to Asia Facific: Arc of Conflict or Dialogue of Cultures and Religions, 30 Juni – 3 Juli 2008, di Melbourne, Australia. Para peserta dan pembicara yang berasal dari universitas-universitas terkemuka pelbagai Negara ini hampir selalu menyebut nama mantan presiden Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai contoh ideal pemuka agama tradisional yang begitu gigih memperjuangkan semangat toleransi dan perdamaian.
Prof. Muddathir Abdel-Rahim (International Institute of Islamic Thought and Civilization, Malaysia) menunjuk Gus Dur sebagai sosok yang berhasil membalik prasangka banyak kalangan tentang wajah Islam yang cenderung dipersepsi tidak ramah terhadap isu-isu toleransi dan perdamaian. Prof. Abdullah Saeed (The University of Melbourne) juga mengakui posisi penting Gus Dur dalam upaya kontekstualisasi nilai-nilai universal al-Qur’an. Dr. Natalie Mobini Kesheh (Australian Baha’i Community) mengatakan bahwa satu-satunya pemimpin Islam dunia yang begitu akomodatif terhadap komunitas Baha’i adalah Gus Dur. Prof. James Haire (Charles Stuart University, New South Wales) berkali-kali memberi pujian kepada Gus Dur yang ia nilai paling gigih dalam memberi perlindungan terhadap kelompok minoritas. Sementara Dr. Larry Marshal (La Trobe University, Australia) menyebut Gus Dur sebagai pemikir cemerlang yang memiliki pandangan luas. Marshal bahkan sangsi Indonesia bisa melahirkan pemikir-aktivis seperti Gus Dur dalam jangka waktu seratus tahun ke depan. Apresiasi dan pujian dari masyarakat intelektual dunia ini bukan sekali ini saja. Gus Dur kerapkali menerima sejumlah penghargaan dari banyak lembaga internasional yang bersimpati terhadap perjuangannya selama ini.
Apresiasi semacam itu justru agak berbeda dengan situasi mutakhir di Indonesia. Belakangan ini Gus Dur tampak sedang berada pada fase-fase yang cukup sulit. Setelah tersingkir dari jabatan struktural Nahdlatul Ulama (NU), diganti oleh bekas loyalisnya, Hasyim Muzadi, kini Gus Dur harus menghadapi tekanan politik dari kemenakannya, Muhaimin Iskandar, di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Musuh-musuh ideologisnya bahkan secara terang-terangan berani memperolok-olok mantan presiden ini di depan publik. Pada sebuah acara talk show di sebuah stasiun televisi, Rizieq Shihab menyebut Gus Dur “buta mata, buta hati.” Olok-olok dan penghinaan ini kemudian diikuti oleh pengikut-pengikut Rizieq di pelbagai daerah yang tanpa sungkan membawa poster olok-olok tersebut ke jalan-jalan.
Gus Dur tidak hanya menuai tantangan dari musuh-musuh politik dan ideologisnya. Madina, sebuah majalah yang dikenal moderat dan kerapkali menampilkan gagasan-gagasan pembaruan Islam, tidak menyebut namanya dalam daftar 25 tokoh Islam damai di Indonesia. Gus Dur tersingkir dari nama-nama beken seperti Abdullah Gymnastiar, Arifin Ilham, atau Helfy Tiana Rosa. Bahkan di kalangan kelompok moderat Indonesia sekalipun, Gus Dur tak jarang terabaikan.
Meski begitu, apa yang terjadi pada konferensi Melbourne dan forum-forum internasional lain bukan sekedar apresiasi dan pujian, melainkan harapan. Gus Dur dianggap sebagai harapan bagi masa depan perdamaian di Indonesia dan dunia Islam pada umumnya. Melalui aktivitas pembelaan terhadap kelompok pinggiran, Gus Dur telah memberi bukti bahwa Islam juga punya semangat toleransi dan perdamaian, bahkan dalam bentuk yang paling tradisional sekalipun.
Posisi Gus Dur sebagai politisi dan pejuang HAM sekaligus adalah sesuatu yang memang langka. Dan kemampuannya melakukan pembedaan secara jernih mengenai posisinya itu adalah sesuatu yang mengagumkan. Perjuangannya untuk tetap membela hak-hak minoritas tak pernah surut kendati tampak tidak menguntungkan secara politik. Ketika kebanyakan politisi angkat tangan dan bungkam terhadap kasus minoritas Ahmadiyah, Gus Dur justru tampil di garda depan sebagai pembela hak-haknya. Bagi Gus Dur, adalah hak pengikut Ahmadiyah untuk hidup sebagaimana rakyat Indonesia pada umumnya. Jaminannya adalah Konstitusi. Perkataan Gus Dur dalam sebuah konferensi pers mungkin akan sulit dilupakan para pejuang HAM dan demokrasi: “Selama saya masih hidup, saya akan tetap membela keberadaan Jemaat Ahmadiyah, karena itu sesuai dengan amanat Konstitusi.” Bagi Gus Dur, hak hidup semua orang dengan latar belakang primordial apapun adalah harga mati.
Barangkali memang Gus Dur tidak sedang berada pada waktu dan tempat yang tepat. Aktivitas dan pemikirannya terlalu jauh meninggalkan zamannya. Hanya masyarakat maju dan tercerahkan yang bisa mengapresiasi perjuangannya. Ketika Gus Dur berjibaku dengan isu-isu perdamaian bagi negeri tercinta, antusiasme masyarakat Indonesia terhadap gagasan-gagasannya justru melemah. Dalam pelbagai survey opini publik, suara Gus Dur malah anjlok ke titik terendah. Jika di dalam negeri Gus Dur dicaci dan direndahkan, untuk masyarakat internasional pecinta perdamaian, Gus Dur adalah pemimpin.

Jumat, 16 Januari 2009

Gus Dur Restui Dukungan Yenny ke PDIP

Jum'at, 16 Januari 2009 - 03:49 wib
Dian Widiyanarko - Sindo

JAKARTA - Mantan Sekjen DPP PKB Yenny Wahid mengatakan, manuvernya untuk mendukung PDIP pada Pemilu 2009 mendatang sudah direstui dan dikomunikasikan dengan Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Dia menyatakan tidak mungkin dirinya menentukan sikap politik tanpa restu dan dukungan ayahnya itu.

"Sikap politik yang saya lakukan seperti mendukung PDIP ini sudah direstui bapak dan tidak mungkin saya melakukan ini tanpa dukungan beliau," tutur Yenny, Kamis 15, Januari 2009.

Namun Yenny tidak keberatan jika ada pihak yang mengatakan dukungannya kepada PDIP merupakan sikap politik pribadinya. Dia menyatakan setiap orang bebas saja menafsirkan langkah politiknya.

"Kalau sikap PKB masih akan menunggu keputusan Silaturrahmi Nasional Alim Ulama dan Muspim PKB di Solo, Februari nanti, itu bukan berarti yang saya lakukan kepentingan politik Saya sendiri. Kalau Gus Dur mendukung, kan bisa jadi di Silatnas nanti tinggal diresmikan dan diputuskan bersama-sama. Ya, kita tunggu saja," tandasnya.

Koalisi PDIP-PKB Pro-Gus Dur Meluas

Friday, 16 January 2009
SURABAYA (SINDO) – Koalisi yang dibangun antara PDIP-PKB pro-Gus Dur terus meluas. Setelah Kota Surabaya, koalisi antar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) itu akan diagendakan di sejumlah kabupaten/kota.

PKB pro-Gus Dur mengklaim saat ini proses komunikasi secara kultural masih dilakukan antara kader PKB dan PDIP di tingkatan bawah. Mereka menyebutkan, terdapat tiga DPC yang siap untuk diformalkan.“Ada Sidoarjo, Kota Blitar,dan Kabupaten Blitar,” sebut Wahyudin Husein,Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPW PKB Jatim pro-Gus Dur, kemarin. Selain ketiga DPC itu, kata Wahyudin,sebenarnya masih ada sejumlah DPC lagi yang berpeluang melakukan koalisi.

Meskipun koalisi yang akan dilakukan nanti hanya sebatas koalisi di tingkatan kultural. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jatim Sirmadji membenarkan jika koalisi antara PDIP dan PKB pro-Gus Dur akan terus meluas. Namun, dia menolak membeberkan DPC-DPC mana saja yang berpeluang melakukan koalisi dalam waktu dekat ini. “Nanti saja kalau sudah waktunya,” kata dia.

Sirmadjimerasayakinjika koalisi yang dibangun dengan PKB pro-Gus Dur ini akan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap PDIP. Dia juga merasa yakin massa PKB pro-Gus Dur di tingkatan grass root masih sangat besar. Oleh karena itu, koalisi ini diupayakan akan dibangun dari tingkatan bawah. “Kami instruksikan kader dimasing-masing cabang untuk mengkaji kemungkinan koalisi dengan PKB pro Gus Dur,”ujarnya. (deny bachtiar

Gus Dur: Din Syamsudin Ngerti Apa Sih?


Ramadhian Fadillah - detikPemilu

Jakarta - Tindakan pemerintah RI untuk ikut membantu menghentikan konflik di Jalur Gaza dinilai tidak akan berhasil. Begitu pula tindakan ormas di Indonesia yang ramai-ramai mengecam serangan Israel tersebut.

"Nggak ada apa-apanya. Israel nggak nurut, Palestina juga nggak nurut," ujar Gus Dur di sela-sela acara kongkow bareng Gus Dur di KBR 68H, Jalan Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (10/1/2009).

Gus Dur juga menilai tindakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin yang membentuk koalisi Masyarakat Madani untuk Palestina sebagai tindakan yang sia-sia. Sebelumnya, Din telah mengumpulkan tokoh-tokoh lintas parpol, agama dan budaya dan mendesak PBB segera bertindak untuk menghentikan konflik di Gaza pada tanggal 7 Januari lalu.

"Nggak usah ngomonglah, wong nggak ngerti masalah sana, nggak usah lah. Din Syamsudin ngerti apa sih? Dia nggak ngerti sejarahnya, Palestina yang mana.
seperti apa Indonesia harus berkoalisi dengan Hamas," ungkap Gus Dur.

Menurut Gus Dur, PKB juga tidak akan melakukan aksi-aksi di jalanan untuk mengecam Israel, seperti yang dilakukan PKS.

"PKB tidak pernah membicarakan masalah itu. Biarin aja," imbuh mantan presiden RI itu.

Gus Dur menjelaskan konflik di Palestina sudah terjadi sejak lama. Menurutnya konflik itu akan terus terjadi selama Hamas masih menembakan roket ke wilayah pemukiman Yahudi.

Menangkan Mega, PDIP dan PKB Gus Dur Berkoalisi


Budi Sugiharto - detikPemilu

Surabaya - PDIP dan PKB sepakat galang kekuatan. Namun, yang dipilih PDIP untuk berkongsi adalah PKB kubu Gus Dur. Sebelum koalisi ini diresmikan ke tingkat nasional, PDIP dan PKB Gus Dur berkoalisi terlebih dulu di Surabaya. Koalisi ini ditargetkan memenangkan Megawati Soekarno Putri sebagai presiden.

Pembicaraan koalisi pro Mega dan pro Gus Dur sudah berlangsung sejak lama. Yenny Wahid, Sekjen DPP PKB Gus Dur, sudah bertemu dengan elit PDIP, seperti Ketua Umum DPP PDIP Megawati, Taufiq Kiemas dan Sekjen DPP PDIP Pramono Anung.

"Kita sudah lama mempunyai ikatan persahabatan dan persaudaraan. Ini yang kita gagas untuk jalan bersama. Bagaimanapun PDIP punya massa yang solid dan Gus Dur punya pengaruh yang masih kuat," kata Pramono Anung kepada wartawan di sela-sela deklarasi PDIP Surabaya dan PKB Pro Gus Dur di RM Taman Sari Surabaya, Rabu (14/1/2009).

Nantinya, jelas Pramono, koalisi ini akan terus bergulir di daerah-daerah lain hingga tingkat nasional.

Saat disinggung mengenai pasangan capres-cawapres Mega-Yeni, Pramono Anung langsung menepisnya. "Ndak-lah, kenapa bukan Pramono-Yeni," kata Pramono dengan berkelakar.

Nantinya selain dengan pro Gus Dur, kata dia, PDIP akan merangkul partai-partai lain yang memiliki kesamaan visi dan misi dengan PDIP.

Gus Dur: Saya Doain, Itu Juga Kalau Saya Nggak Maju Jadi Capres


Niken Widya Yunita - detikPemilu
Jakarta - Menyandang predikat kiai membuat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur selalu dimintai doa. Terlebih saat menjelang Pilpres 2009. Gus Dur mengaku didatangi 20 calon presiden (capres) untuk dimintai doa agar maju dalam Pilpres.

"Sampai saat ini saya sudah didatangi 20 orang capres. Semuanya minta restu dan didoain," kata Gus Dur dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur di Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/12/2008).

Gus Dur mengaku akan mendoakan para capres yang akan berlaga di Pilpres 2009 mendatang. "Ya ya saya doain. Itu juga kalau saya nggak maju jadi capres," tandas cucu pendiri NU KH Hasyim Asy‘ari ini.

Beberapa capres sudah sering menyambangi Gus Dur di kantornya Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat. Mereka di antaranya Yusril Ihza Mahendra dan Rizal Ramli.

Yenni Wahid: PKB Dizalimi Seperti PDIP Dulu


Irawulan - detikPemilu

Surabaya - PDIP dan PKB Gus Dur membuat komitmen bersama menjelang Pemilu 2009. Koalisi PKB kubu Gus Dur dengan PDIP ini terjadi karena adanya kesamaan sejarah. PKB Gus Dur merasa dizalimi seperti PDIP dizalimi pada era Orde Baru.

Menurut Sekjen DPP PKB kubu Gus Dur Yenni Wahid, apa yang dialami PKB saat ini sama dengan PDIP yang dulu dizalimi dan dikuyo-kuyo. Namun, menurut dia, sejarah akan membuktikan bahwa orang yang disia-siakan akan bisa menjadi orang yang besar. PDIP bisa membuktikan hal tersebut.

"Landasan historis sama dengan PKB. Sama-sama mengalami masa yang sulit. Dizalimi oleh pemerintah yang tidak menginginkan kita besar," kata Yenni dalam sambutannya di sela-sela deklarasi PDIP Surabaya dan PKB Pro Gus Dur di RM Taman Sari, Surabaya, Rabu (14/1/2009).

Dia berharap PKB bisa mencontoh semua yang dialami PDIP pada waktu dulu. Warga PKB harus tetap loyal dan setia pada Gus Dur. "Sejarah tidak perlu menunggu sejauh itu. Kita akan membuktikannya," tutur dia.

Dengan nada berkelakar, putri kandung Gus Dur ini mengatakan bahwa koalisi yang dibangun PDIP dan PKB tersebut tidak 'gratis'. Menurut dia, ada komitmen yang harus mereka lakukan dan karena tidak gratis maka semua kader dan simpatisan PKB bekerja sama membangun negara ini untuk lebih baik lagi.

"Politik itu adalah alat seperti pisau, bisa untuk memasak dan bisa untuk mengupas buah dan juga bisa dijadikan alat untuk kejahatan," ujar dia.

Ke depan, kata dia, koalisi tidak hanya berhenti di Surabaya, tapi juga di wilayah lainnya. Sebab saat ini, PKB ibarat seperti gadis cantik yang menjadi rebutan semua orang. Memang sebelumnya di Tasikmalaya dan Ciamis sudah berkoalisi seperti halnya di Kota Pahlawan.

"Koalisi ini sudah disetujui oleh Gus Dur. Jadi tidak boleh ada yang mengira koalisi ini kemauan dari Pak Ali (Ketua DPC PKB Surabaya kubu Gus Dur, Red)," tandas dia.

Dalam sambutannya, perempuan berkerudung ini juga tidak lupa menyentil konflik internal yang melanda PKB saat ini. PKB, kata Yenni, dibangun oleh Gus Dur dari bawah, dari mulai memasang bata, kemudian atap dan memasang lantai. Setelah jadi rumah yang kokoh, Gus Dur kemudian memberikan itu semua pada keponakannya. Keponakannya itu kemudian diberi tempat yang enak, kasur yang empuk, karpet yang tebal.

Tapi sayangnya, kata dia, keponakannya tersebut kemudian membuang pamannya sendiri dengan tidak hormat dari 'rumah' yang dibangunnya. "Dan pak lurahnya malah bekerja sama dengan keponakannya membuat sertifikat tanah," ungkap dia memberikan permisalan.

Lili Romli: PKB Muhaimin Terpukul 3 Kali


Laurencius Simanjuntak - detikPemilu

Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Gus Dur telah menyatakan dukungan suaranya kepada PDIP pada Pemilu 2009. Hal ini pun dinilai sebagai pukulan ketiga bagi PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

"Ini seperti pukulan ketiga buat PKB Cak Imin," ujar pengamat politik LIPI Lili Romli saat dihubungi detikcom, Kamis (15/1/2009).

Lili menjelaskan, pukulan pertama untuk PKB datang dari partai sempalannya, PKNU, yang dipelopori oleh kiai-kiai berpengaruh yang sebelumnya berafiliasi dengan PKB.

"PKNU kan yang mempelopori kiai-kiai Langitan. Kebanyakan di PKB (konstituen) anak-anak muda dan budaya patronalistik masih kental, jadi sangat hormat dengan para kiai" ungkapnya.

Pukulan kedua, lanjut Lili, datang dari konflik internal PKB antara kubu Gus Dur dan Cak Imin yang masih berlangsung hingga kini. "Suara dukungan Gus Dur masih signifikan. Jelas suara PKB Muhaimin akan berkurang," tegasnya.

Lebih jauh Lili menjelaskan, dukungan suara PKB Gus Dur terhadap PDIP juga akan mempengaruhi duel SBY-Mega yang diprediksi bakal terulang di Pilpres 2009. "Ini akan memberikan credit point buat Mega, karena satu elit sudah masuk. Tapi apakah suara NU akan lari ke Mega, belum tentu," tandasnya.

Jika Terpilih, Eman Tak Akan Ditetapkan Jadi Anggota DPR


Shohib Masykur - detikPemilu

Jakarta - Caleg PKB Eman Hermawan yang mundur dari caleg PKB tidak akan ditetapkan sebagai anggota DPR jika dia dia terpilih. Syaratnya, pengunduran diri Eman harus atas rekomendasi dari partai.

"Kalau terpilih nggak bisa ditetapkan," ujar Ketua KPU Abdil Hafiz Anshary Kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (16/1/2009).

Saat ini, lanjut Hafiz, sudah terlambat bagi caleg untuk mundur. Karena itu nama Eman akan tetap muncul di surat suara. Meski demikian, jika memang pengunduran diri Eman atas seizin partai, dan partai memberi rekomendasi ke KPU, penetapan Eman sebagai caleg terpilih, jika dia terpilih, bisa dibatalkan.

"Diganti dengan suara terbanyak berikutnya," ucap Hafiz.

Erman Hermawan merupakan caleg dari PKB dari dapil Jatim VI. Dia menyatakan mundur sebagai caleg dari PKB karena ragu akan kesiapan KPU menggelar pemilu sekaligus sebagai protes atas penetapan suara terbanyak yang diputuskan Mahkamah Konstitusi.

Selain itu, Erman juga berniat untuk melimpahkan suara dan mengarahkan pilihan politik konstituen kepada Luluk Nur Hamidah, caleg DPR RI dari PKB dengan nomor urut 3 di Dapil Jawa Timur VI.

Ketua DPP PKB Mundur dari Calon Anggota DPR

Syukri Rahmatullah - Okezone

JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Eman Hermawan mengundurkan diri dari calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari daerah pemilihan Jawa Timur VI.

Pengunduran diri tersebut disampaikan Eman Hermawan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Jalan Imam Bonjol, Kamis (15/1/2009).

Dalam rilis yang diterima okezone, Eman mengundurkan diri disebabkan dua hal. Pertama, dia meragukan kesiapan KPU dalam menyelenggarakan Pemilu 2009.

"Keraguan ini didasarkan atas indikasi bahwa hingga saat ini persiapan KPU masih kedodoran, terutama dalam hal penyiapan logistik pemilu dan perangkat-perangkat pemilu lainnya," katanya.

Kedua, kemunduran dirinya disebabkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-24/PUU-VI/2008 yang membatalkan ketentuan Pasal 214 UU Nomor 10 Tahun 2008 dan menyatakan bahwa penetapan caleg terpilih ditentukan berdasarkan suara terbanyak.

Menurutnya, keputusan ini akan menimbulkan 4 implikasi yang sangat serius bagi demokrasi, yaitu:

Pertama, sistem penetapan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak semakin mendorong meningkatnya intensitas vote-buying (jual beli suara). Dengan demikian, Putusan MK ini turut berkontribusi dalam mendorong kapitalisasi politik yang pada akhirnya berpotensi untuk melumpuhkan bangunan demokrasi di republik ini.

Kedua, sistem penetapan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak, dalam praktiknya juga berpotensi untuk menggerogoti institusi partai politik sebagai dampak lanjutan, akibat meningkatnya intensitas pertarungan antar-caleg di internal setiap partai politik atau kanibalisme politik.

Ketiga, sistem penetapan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak tidak serta-merta memunculkan political accountability. Sebaliknya, ia berpotensi besar menurunkan tingkat representasi politik mengingat caleg yang memperoleh suara yang kurang signifikan justru memperoleh kursi hanya gara-gara yang bersangkutan memiliki "suara terbanyak".

Dalam kondisi demikian, sesungguhnya caleg yang bertarung dalam pemilu kali ini sama sekali bukanlah caleg yang diusung partai, tapi sama dengan calon independen. Perolehan suara partai yang sebelum Putusan MK muncul diberikan kepada nomor urut terkecil untuk menambah tingkat legitimasi elektabilitas caleg juga terbuang sia-sia.

Keempat, sistem penetapan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak juga merugikan kepentingan caleg perempuan dan politik perempuan pada umumnya, serta bertentangan dengan agenda besar bangsa untuk mendorong partisipasi politik perempuan melalui affirmative action yang dilindungi oleh Pasal 28 H Ayat 2 UUD 1945.

Meski tetap dipertahankan, ketentuan Pasal 55 Ayat 2 UU No. 10 Th. 2008, di mana setiap 3 orang caleg terdapat sekurang-kurangnya 1 caleg perempuan juga menjadi tidak bermakna.

Namun, meskipun sudah mengundurkan diri. Eman mengaku akan tetap berkomitmen untuk berjuang dan bekerja untuk membesarkan PKB dalam pemilu 2009. (uky)

Sekjen PDIP: PKB Itu Ya Gus Dur


Surabaya - PDIP merangkul PKB kubu Gus Dur untuk Pemilu dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Apakah PDIP tak melirik PKB Muhaimin? PDIP tetap melakukan komunikasi dengan Muhaimin Iskandar. Namun, bagi PDIP, PKB itu ya Gus Dur.

PDIP memandang tidak ada perpecahan di PKB. PKB tetap satu. "PKB itu ya Gus Dur. Saya tidak mau menyebut ini PKB pro Gus Dur," kata Sekjen DPP PDIP Pramono Anung saat memberi sambutan dalam Deklarasi Koalisi PDIP Surabaya dengan PKB Pro Gus Dur di RM Taman Sari, Surabaya, Rabu (14/1/2009).

Pramono Anung tidak melihat PKB kubu mana yang sah. Karena itu, PDIP tetap merangkul kubu Gus Dur maupun Muhaimin Iskandar dalam rangka Pemilu 2009.

"Kita tidak mau masuk wilayah pada hal itu. Kita menganggap PKB tetap PKB. Kita juga membangun komunikasi yang baik dengan Muhaimin. Sehingga tidak ada perbedaan," kata dia.

Saat ditanya mengenai lebih dekatnya PDIP dengan PKB Gus Dur apakah karena menilai PKB Muhaimin sudah berada dalam genggaman SBY, Pramono menolak berkomentar lebih jauh. "Oh tidak..tidak, kita tidak mau masuk wilayah itu," kilah Pramono singkat.

Koalisi yang dirajut PDIP di Surabaya dengan PKB ini adalah koalisi ketiga. Sebelumnya koalisi PDIP dengan PKB Gus Dur telah dideklarasikan di Tasikmalaya dan Ciamis, Jawa Barat. "Kita berharap koalisi ini berlanjut di daerah lain," harap Pramono.

Gus Dur Juga Minta Umat Islam Indonesia Bantu Palestina


Irwan Nugroho - detikNews

Jakarta - Pemerintah mengimbau umat Islam di Indonesia untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina yang menjadi korban konflik di Jalur Gaza. Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid pun mendukung imbauan pemerintah itu.

"Meminta umat Islam di Indonesia untuk memberikan bantuan semampunya untuk rakyat Palestina dari doa (seperti membaca doa qunut nazilah bagi umat Islam), dan bentuk-bentuk bantuan lainnya," ujar Gus Dur dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Senin (29/12/2008).

Sebaliknya, Gus Dur meminta umat Islam untuk terus waspada agar tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang berusaha menunggangi isu Palestina ini, yang tujuannya demi kepentingan kelompoknya sendiri.

Gus Dur mengecam segala bentuk dan cara kekerasan dalam menyikapi kebuntuan politik dan penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya di Palestina. Dia mendesak pihak militer Israel untuk menghentikan serangan dan mundur dari wilayah Palestina (khususnya jalur Gaza).

Menurutnya, pihak-pihak pemerintah di Palestina mulai dari PLO, Otoritas Palestina, dan Fatah di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas harus tidak berpangku tangan dan membiarkan serangan Israel ini. Apalagi memandang serangan Israel itu hanya sebagai urusan Hamas saja.

"Menuntut agar pihak Hamas meninggalkan cara-cara kekerasan dalam menyikapi konflik Palestina-Israel, agar kaum konservatif Israel tidak menjadikannya sebagai dalih untuk melakukan pembalasan. Hamas perlu kembali pada perjuangan diplomatik dan perundingan bukan dengan jalur kekerasan yang akan menjadikan rakyat Palestina sebagai korban," pungkas Gus Dur.