Jumat, 19 Desember 2008

GERBONG PKB SUDAH TAK BERPENGHUNI



Menyusul peluncuran organisasi baru milik Gus Dur—GATARA, mengalir cukup deras kontroversi dan hujatan, serta sindiran, wabilkhusus dari mereka yang sejak awal tak ingin Gus Dur tampil di panggung politik. Derasnya hujatan serta senyuman sinis ini juga mengalir dari kubu Muhaimin Iskandar dkk yang sejak awal memang menginginkan Gus Dur lengser dari rumah sendiri, PKB.

Setidaknya, reaksi keras atas deklarasi GATARA beberapa waktu lalu spontan keluar sesaat tak lama setelah GATARA dideklarasikan. Berbagai respon serta komentar keras begitu deras mengalir untuk Gus Dur dan para Punggawa GATARA. Lihat saja komentarnya di sini, di sini, di sini, di sini, atau juga di sini.

Dari teks itu sungguh jelas, bahwa keberadaan GATARA memang cukup mengusik eksistensi PKB Kubu Muhaimin dkk. Dan hal ini mencerminkan betapa kekuatan serta kekuasaan mereka mengumandangkan ‘kemenangan’ selama ini di berbagai media hanya lip service alias permukaan semata. Mereka hanya Pede berbicara di media. Mereka juga Pede karena dapat suntikan dana yang besar, sehingga merelakan kemaluannya untuk mengobrak-abrik serta merusak rumah PKB.

Walhasil, pasca keputusan MA yang mengembalikan posisi nahkoda kepemimpinan PKB ke hasil Muktamar Semarang, tak diindahkan sama sekali. Yang digemborkan di luar sana, yang disuarakan ke telinga publik, hasil Muktamar Semarang adalah Muhaimin sebagai Ketum Dewan Tanfidz dan K. Aziz Mansur sebagai Ketum Dewan Syura.

He he… lucu yaa…bukankah semua orang tahu. Dunia ini pun juga tahu, kalau hasil Muktamar di Semarang itu ya Gus Dur (ketum DS) dan Muhaimin (ketum DT). Kenapa musti repot dibelokkan ke arah yang lain. Bukankah arah yang dimaksudkan mereka semua itu adalah hasil Muktamar Ancol yang sangat delegitimate alias TIDAK SAH?

Penggembosan sistemik

Apa arti itu semua? Tak lain dan tak bukan jawabnya: sejak pemberhentian Muhaimin dkk, jelas ada upaya sistemik serta terstruktur untuk menggembosi perjuangan Gus Dur membesarkan demokrasi serta kemajemukan bangsa ini. Para penggembos ini tak mau Gus Dur hadir di tengah-tengah mereka. Karena bagi mereka, Gus Dur sangat ‘merepotkan’. Ya, sangat merepotkan, semerepotkan mereka menanggapi setiap gerak langkah Gus Dur yang begitu untouchable dan unpredictable.

Dengan adanya ‘lingkaran setan’ para penggembos yang begitu solid dan kuat lagi kokoh ini, wajar jika perjuangan Gus Dur untuk mencari keadilan di lembaga peradilan negeri ini selalu ‘patah’ dan ‘dipatahkan’. Lagi-lagi rezim yang ‘menanam saham dana’ kembali campur tangan atas konflik internal ini. Kasus ini buktinya, atau kasus ini(baca).

Sidang Gugatan PKB Gus Dur di Gresik dan Magetan memang berakhir kemenangan, namun dengan kemenangan itu, KPU justru menolak menatah-mentah pemberkasan calegnya, yang diterima justru PKB Kubu Muhaimin Iskandar.

Namun jangan kaget saudara-saudara. Gus Dur memang KALAH tapi belum KALAH.

Saya secara pribadi diam-diam merekam setiap suara serta laporan, dukungan dan selebaran hingga sticker yang menghujat perilaku Muhaimin Iskandar dkk yang telah tak menjunjung tinggi AD/ART PKB. Saat ini, saya beranikan diri untuk share dan bagikan ke anda semua. Tak lain dan tak bukan hanya untuk membuktikan bahwa Gus Dur memang belum KALAH, dan (menurut saya) tak akan (pernah) kalah. Semua orang juga tahu, serta diam-diam mengiyakan serta antusias sekali mendapatkan kabar ini.

Mereka memang telah lama geram atas ulah para Penggembos PKB itu yang menggusur pejuang sebenarnya di PKB. Sejauh yang saya alami, dan saya lihat, coba anda semua perhatikan penerbitan SK (surat keputusan) di berbagai daerah yang hanya bertanda tangan duo Muhaimin dan Lukman Edy. Hah,,, itu cukup menggeramkan banyak pihak. Masa, para kiyai, ulama serta pejuang PKB yang telah lama menghuni rumah PKB secara tiba-tiba tergusur hanya karena selembar SK bertanda tangan Duo itu, mengalahkan komposisi yang diatur selama ini ada 4 orang (ketum DS+Sek DS dan Ketum DT+Sek DT) yang tanda tangan sesuai dengan AD/ART. Aneh sekali, ada daerah yang pengurus SK baru itu sebenarnya adalah orang-orang yang sudah menghuni kuburan alias meninggal dunia. Orang mati kok jadi pengurus PKB? Itu kan lucu.

Bahkan saya sendiri mendapati nomor SK baru milik kubu Muhaimin Iskandar yang sangat tak masuk akal. Nomor SK daerah A itu adalah hasil pencabutan nomor SK daerah B. Bukankah tidak nyambung. Saya yakin, pembuat SK ini begitu terburu-buru, atau malah ngantuk hingga pencabutan nomornya salah cabut, karena milik daerah B yang digunakan untuk mencabut nomor SK di daerah A.

Bahkan ada desas-desus SK-SK baru bertanda tangan duo ini memang diperdagangkan alias dijual. Wah, kalau ini yang terjadi, jelas sudah jauh keluar dari rel-rel yang sebenarnya.

Perilaku-perilaku inilah yang sejatinya tak pantas menjadi cermin bagi perjuangan PKB. Maka wajar jika sejak Pemberhentian Muhaimin serta pemecatan kawan-kawannya yang tak patuh AD/ART, sangat deras mengemuka suara-suara yang mendukung Gus Dur. Inilah suara-suara itu …

Seruan Peringati Cak Imin atas Perlakuan terhadap Gus Dur

Seruan Peringati Cak Imin atas Perlakuan terhadap Gus Dur

Lihatlah sticker serta ungkapan-ungkapan jujur dari para ‘penghuni asli PKB’ yang saya tempelkan diantara postingan ini. Kenapa saya katakan ‘penghuni asli PKB’. Ya jelas. Karena mereka yang telah berjuang lama di PKB. Mereka yang telah susah payah mbabad alas di daerahnya masing-masing memperjuangkan PKB. Merekalah yang membesarkan nama PKB serta mengharumkan PKB di seluruh titik perjuangan pelosok negeri ini. Tanpa mereka PKB tak akan besar.

Adapun para pengurus elite yang kini tengah menikmati kemenangan merebut Rumah PKB dari Gus Dur, mereka hanya sebatas menikmati partai ini setelah besar dan dibesarkan oleh para penghuni Partai ini. Memang mereka kini telah mengambil alih Kereta PKB dari kepemimpinan yang sejatinya. Namun, lihatlah para penumpang yang pada Pemilu 1999 dan 2004 sudah terhimpun mencapai angka 11-15% kini telah meninggalkan kereta itu.

Mereka ingin tempat yang kembali teduh. Tak lagi panas oleh ulah tangan-tangan jail.

Nah, mungkin sementara ini rakyat PKB ingin sejenak refresh melihat segarnya GATARA yang baru lahir. Rakyat PKB ingin menimang momongan baru Gus Dur yang tengah tumbuh (mem)besar dan (meng)kuat. Biarlah PKB ini dibawa oleh mereka, namun gerbong yang panjang itu tak lagi berpenghuni dan berpenumpang, alias KOSONG. Semua penghuni telah turun dan pergi meninggalkan tokoh yang tak kharismatik dan mengedapankan nilai-nilai moral-hukum PKB.

Kini para penumpang itu telah punya ‘momongan’ baru yang bernama GATARA. Namun suara Penumpang itu tetap berada di belakang Gus Dur yang tetap menjadi Ketua Umum Dewan Syura PKB. Dan Harapan besar rakyat PKB tetap kembali ingin merebut PKB yang kini telah kesasar alias keliru jalur, sembari pada saat yang sama membesarkan ‘momongan’ baru bernama GATARA.

Postingan ini hanya merupakan ‘interpretasi teks’ yang selama ini berjalan di jagat perpolitikan kita. Yang namanya interpretasi, bisa keliru, bahkan bisa benar. Silakan anda semua yang menilai. Saya hanya pengamat di belakang saja, dan pemberi kabar yang tak punya arti apa-apa di PKB. Terserah anda deh… wallahua’lam.

Sekian… Salam Perjuangan… HIDUP GUS DUR!!!